Sayembara Desain Pusat

Informasi Pariwisata Nusantara

Sejak Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla menjabat Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI), bisa dikatakan pariwisata menjadi salah satu sektor yang mendapatkan perhatian khusus. Melalui program Nawa Cita, sektor pariwisata ditetapkan sebagai salah satu sektor prioritas pembangunan nasional. Selain itu, untuk lebih memfokuskan arah pembangunan, Presiden Jokowi melalui Kementerian Pariwisata menetapkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Indonesia dan 1 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, Sulawesi Utara.

Apa yang dicanangkan pemerintah nyatanya memperlihatkan hasil yang fantastis. Berbagai dampak positif, seperti pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan ekspor, yang diperoleh dari kegiatan pariwisata menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan pesat. Data dari Kementerian Pariwisata 2018 menunjukkan bahwa sejak 2013 sektor pariwisata menempati posisi keempat setelah minyak dan gas bumi, batubara, serta kelapa sawit sebagai penghasil devisa negara. Tak hanya itu, sektor pariwisata juga memperoleh banyak penghargaan penting di ajang internasional. Pariwisata Indonesia meraih The Best Ministry Of Tourism atau Best National Tourism Organization (NTO) di ajang TTG Travel Awards 2018, mendapat penghargaan internasional dari Lonely Planet, London, Inggris, sebagai negara yang paling layak dikunjungi pariwisatanya pada 2019 mendatang, peringkat pertama wisata halal Indonesia dari Global Moslem Travel Index 2019, dan masih banyak lagi.

Dari data World Travel & Tourism Council (WTTC), Top-30 Travel & Tourism Countries Power Ranking (absolute growth), menyatakan bahwa Indonesia Negara Dengan Pertumbuhan Pariwisata Tercepat Sedunia (peringkat 9 di Dunia, peringkat 3 di Asia, dan peringkat 1 di Asia Tenggara). Tak hanya itu, dalam situs pemandu perjalanan asal Inggris, Rough Guides melansir daftar 20 negara terindah di dunia dan Indonesia berada peringkat 6. Menilik jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia pun realitanya memang terus meningkat. Pada 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 9,4 juta, 2015 tercatat sebanyak 10,4 juta, 2016 sebanyak 11,5 juta, 2017 naik cukup signifikan menjadi 14,03 juta, dan 2018 tercatat sebanyak 15,8 juta.

Dengan potensi yang sebesar ini, sebaiknya konsep pengembangan pariwisata yang terencana harus dibuat dan direncanakan secara matang. Salah satu yang penting adalah dengan memasukan unsur kelokalan, seperti Arsitektur Nusantara. Selain untuk menguatkan konsep pariwisata juga akan mengangkat identitas kearifan lokal daerah setempat. Karena identitas inilah yang akan menjadi pembeda, serta mampu menarik wisatawan untuk datang dan berkunjung ke tempat wisata.Untuk alasan inilah, pemahaman akan Arsitektur Nusantara menjadi hal penting yang perlu disebarkan ke banyak orang, terutama generasi penerus bangsa yang berkecimpung di dunia arsitektur dan interior desain. Apalagi, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 6 tahun 2015, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) menetapkan sebagai nilai yang diciptakan dari sumberdaya intelektual yang mencakup 16 sub sektor industri kreatif. Keenam belas sub sektor itu meliputi (1) Aplikasi dan Pengembangan Permainan, (2) Arsitektur, (3) Desain Interior, (4) Desain Komunikasi Visual, (5) Desain Produk, (6) Fesyen, (7) Film, Animasi, dan Video, (8) Fotografi, (9) Kriya, (10) Kuliner, (11) Musik, (12) Penerbitan, (13) Periklanan, (14) Seni Pertunjukkan, (15) Seni Rupa, dan (16) Televisi dan Radio.

Besarnya peningkatan di sektor pariwisata mau tidak mau membutuhkan arus informasi yang super cepat, akurat, dan up to date. Apalagi, di tengah industri digital saat ini dimana sumber informasi dituntut untuk semakin cepat dan mudah dicari. Hanya saja, di sisi lain, arus informasi yang begitu cepat dan jumlah yang begitu banyak dapat membuat wisatawan sulit mendapatkan informasi yang tepat, akurat, dan up to date. Untuk itu dibutuhkan satu sumber yang dapat diandalkan, yakni dibangunnya Pusat Informasi Pariwisata di setiap tempat sebagai sumber terpercaya.

Pusat Informasi Pariwisata merupakan suatu wadah yang dibentuk pemerintah, khususnya Dinas Pariwisata yang bertujuan untuk memberikan pelayanan secara langsung kepada wisatawan maupun masyarakat setempat. Pusat Informasi Pariwisata memiliki tugas memberikan pelayanan kepada wisatawan, mempromosikan wisata yang ada, serta melaksanakan event atau kegiatan yang dilaksanakan Dinas Pariwisata kota tersebut. Kegiatan dan informasi ini pun idealnya dapat diakses melalui digital teknologi/internet. Fungsi dan manfaat Pusat Informasi Pariwisata antara lain berperan aktif dalam mendatangkan pengunjung ke sebuah destinasi dengan cara melakukan promosi, serta meningkatkan lama tinggal dan jumlah pengeluaran wisatawan; menyampaikan informasi yang terkait dengan pariwisata di sebuah destinasi, seperti Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas, dan Aktivitas Wisata; serta mengedukasi wisatawan tentang nilai-nilai kearifan lokal dan adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut.

Pentingnya kehadiran sebuah Pusat Informasi Pariwisata di tempat wisata membuat pihak penyelenggara memutuskan untuk mengangkat tema pada sayembara kali ini, yang berjudul ‘Sayembara Desain Arsitektur Nusantara Pusat Informasi Pariwisata (Tourism Information Center)’. Tema ini dipilih untuk melengkapi Sayembara Desain Arsitektur Nusantara sebelumnya.